Studio Perencanaan 2A

Hendy, Istiqomah, Tiwi, Indra, Tia, Kamila, Puput, Avinda, Felic, Icho, Miqdam

Selamat Datangdi Kabupaten Wonogiri

Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, sebagian besar berupa Tegalan

Peta Kabupaten Wonogiri

Kabupaten Wonogiri memiliki 24 kecamatan dengan tiap kecamatan aspeknya berbeda-beda

Perhatian : Bagi yang ingin melihat peta dapat di klik pada menu di atas "PETA-PETA" Terima Kasih :)

Wednesday 17 July 2013

Presentasi TUBES STUDIO

Pada hari H studio, presentasi kelompok 2A, berjalan dengan baik dan lancar, dimana pesentasi kelompok 2a betemu dengan kelompok 3b, semua berjalan sesuai dengan rencana, biarpun diawal kami sedikit mengalami sedikit kendala, semangat untuk kelompok 2A studio Proses

Monday 27 May 2013

Kecamatan karangtengah


Karakeristik Perkotaan
Kecamatan Karangtengah memiliki tiga pasar utama yang masing-masing berlokasi di Desa Temboro, Desa Jeblogan dan Desa Purwoharjo. Mayoritas pedagang yang berjualan di ketiga pasar tersebut berasal dari luar Kecamatan Karangtengah seperti pada pasar Desa  Jeblogan, pedagang berasal dari Kecamatan Baturetno, Kecamatan Giriwoyo dan bahkan dari Kabupaten Pacitan. Pasar Jeblogan dan pasar Purwoharjo memiliki kesamaan dalam tingkat pelayanan, sedangkan Pasar Temboro memiliki pelayanan yang paling luas diantara tiga pasar yang ada. Hal tersebut merupakan salah satu ciri dari karakteristik perkotaan yang ada di Desa Temboro. Pasar yang ada di Kecamatan Karangtengah merupakan salah satu program dari PNPM-PMD dan hanya buka mengikuti pasaran adat Jawa yaitu setiap tanggal Pon dan Legi, sekitar 2 hari dalam seminggu.
Lokasi Desa Temboro yang berdekatan dengan Kecamatan Baturetno menyebabkan Desa Temboro memiliki fungsi pelayanan yang cukup lengkap dalam tingkat kecamatan. Tingkat pendapatan yang tinggi juga berpengaruh pada kehidupan masyarakat di Desa Temboro sebagai pusat kota di Kecamatan Karangtengah. Tingkat pendapatan yang tinggi tersebut didapat dari hasil perkebunan cengkeh dan janggelan yang memiliki nilai ekonomi tinggi bahkan untuk komoditi janggelan sudah diekspor ke luar negeri seperti Malaysia, Thailand, Korea, dan Singapura. Selain itu, penduduk Desa Temboro juga banyak yang bermigrasi dan bekerja di luar Pulau Jawa seperti bekerja pada perkebunan atau pertambangan di Pangkal Pinang maupun sebagai TKI di Malaysia. Hal tersebut mempengaruhi perkembangan kondisi permukiman yang mayoritas sudah permanen dan juga infrastruktur pendukung kehidupan penduduk Desa Temboro dengan kondisi layak.

Angkutan Umum
Moda transportasi yang digunakan oleh penduduk Kecamatan Karangtengah mayoritas berupa angkutan pribadi yaitu sepeda motor. Namun di setiap desa terdapat angkutan umum yang dikelola oleh penduduk dengan menggunakan kendaraan pribadi. Trayek yang dilalui disesuaikan kebutuhan pada masing-masing desa, namun untuk tingkat kecamatan, angkutan umum tersebut melayani penduduk yang akan beraktivitas ke Kecamatan Baturetno atau wilayah lainnya di luar Kecamatan Karangtengah.

Sumber Air Bersih

Sebagian besar penduduk Kecamatan Karangtengah mendapatkan air bersih dari sumber mata air pegunungan yang kemudian dialirkan menggunakan pipa-pipa ke setiap rumah penduduk. Namun pada Desa Jeblogan, selain mata air, kebutuhan air bersih juga didukung dengan PAMSIMAS yang dikelola mulai tahun 2012. Sumber air bersih yang digunakan PAMSIMAS berada pada dusun Trenggolo. Berada pada lokasi pegunungan dengan sumber mata air yang berlimpah, menjadikan pemenuhan kebutuhan air penduduk Kecamatan Karangtengah sudah tercukupi. Namun jika tiba musim kemarau, air bersih pada Desa Purwoharjo sulit untuk dicari sehingga penduduk harus mencari alternatif pemenuhan kebutuhan air bersih untuk aktivitas sehari-hari.

Potensi Wilayah Kecamatan Batuwarno



Pamsimas
Daerah yang mempunyai kontur curam di Kecamatan Batuwarno tidak terjangkau oleh jaringan PDAM. pemenuhan kebutuhan air bersih di daerah tersebut didapat dari adanya bantuan dari PNPM untuk pembuatan Pamsimas. Sumber air Pamsimas berasal dari sendang atau sumber air yang ada di lereng-lereng bukit. Biaya penggunaan air berbeda sesuai dengan kebijakan desa setempat, yang berkisar antara seribu hingga tiga ribu rupiah. Dana tersebut dikelola oleh tim pelestari yang ada di setiap desa dan dialokasikan untuk perawatan pipa.

·         Mata Air
(Priyo, 30 tahun, penjual air keliling)
Hampir seluruh desa maupun kelurahan yang berada di kecamatan Batuwarno memiliki sumber mata air yang layak untuk dikonsumsi. Namun yang paling dominan adalah sumber air yang berada di desa Ronggojati. Pada desa tersebut terdapat 9 sumber mata air atau biasa disebut dengan sendang songo. Pengelolaan mata air sepenuhnya dikelola oleh RT setempat. Bagi masyarakat sekitar yang ingin menggunakan air untuk keperluan sehari-hari, disalurkan melalui paralon dan tidak dipungut biaya. Namun bagi kepentingan komersial seperti penjualan air keliling, dipungut biaya sepuluh ribu rupiah untuk setiap muatan satu mobil pick up. Biaya tersebut dimasukkan ke dalam kas RT dan digunakan untuk perbaikan infrastruktur di lingkungan RT tersebut baik paralon maupun jalan sekitar. Distribusi air tersebut mencangkup Kecamatan Batuwarno, Tirtomoyo, dan Baturetno. Setiap jerigen berisi air sebanyak 30 liter dijual dengan harga sekitar tiga ribu rupiah.

·         Meubel
(Sumarso, 51 tahun, pengusaha meubel)
Salah satu potensi yang terdapat di Kecamatan Batuwarno yaitu industri meubel. Salah satu contoh industri meubel yang ada di Kecamatan Batuwarno adalah industri meubel milik Bapak Sumarso, yang merupakan salaha satu industri meubel terlama di Kecamatan Batuwarno, yaitu sudah 20 tahun beroperasi. Industri meubel tersebut terdapat di Desa Batuwarno. Berdasarkan hasil wawancara dengan beliau, didapat informasi bahwa hasil produksi meubel sudah diekspor ke luar wilayah Batuwarno dan wilayah Wonogiri, yaitu ke Semarang, Solo, dan Boyolali. Bahan baku yang digunakan berupa kayu jati, akasia, dan mahoni didatangkan dari Kecamatan Batuwarno, Karangtengah, dan Tirtomoyo. Omset industri meubel tersebut mencapai tujuh juta rupiah setiap bulannya dan telah memiliki pekerja sebanyak 17 orang. Modal yang digununakan berasal dari pinjaman bank tanpa ada bantuan modal dari pemerintah.

·         Tempe
(Tini, 34 tahun, produsen tempe)
Terdapat potensi home industry berupa indutri pembuatan tempe yang ada di Kecamatan Batuwarno. Produksi tempe dilakukan setiap hari secara manual dengan bahan baku berupa kacang kedelai yang berasal dari Kecamatan Batuwarno sendiri dan Kecamatan Baturetno. Hasil produksi yang didapat perharinya rata-rata sekitar 3-4 kilogram.  Pendapatan yang didapat perharinya sekitar empat puluh ribu rupiah. Cakupan penjualan hasil produksi tempe tersebut hanya di wilayah Batuwarno saja.

·         Telaga Rawa
Telaga Rawa merupakan sebuah polder yang berada di wilayah Desa Sumberejo. Obyek tersebut mempunyai letak yang strategis, yaitu di pinggir jalan yang menghubungkan Kecamatan  Batuwarno dan  Kecamatan Baturetno. Telaga Rawa dikelola oleh pemerintah desa setempat. Tidak dipungut biaya untuk setiap pengunjung yang ingin melihat-lihat Telaga Rawa, biaya hanya dikenakan bagi pengunjung yang ingin menikmati wahana perahu di Telaga tersebut.

Fungsi-fungsi Perkotaan

·         Pasar Batuwarno
Pasar Batuwarno berada di pusat Kecamatan Batuwarno, tepatnya di wilayah administrasi Desa Tegiri. Pasar Batuwarno hanya dibuika pada hari-hari tertentu, yaitu pada hari pasaran pon dan legi, serta hanya dari pukul 07.00 hingga 09.00 WIB. Barang-barang yang diperjual-belikan adalah hasil pertanian yang berupa sayur-sayuran, palawija, jagung, dan cengkeh yang didatangkan dari Batuwarno, Tirtomoyo, Karangtengah dan Tawangmangu. Konsumen rata-rata datang dari Kecamatan Batuwarno dan Karangtengah.

·         Trayek Transportasi
Trayek angkutan umum yang ada di Kecamatan Batuwarno berupa kendaraan pribadi yang dialihfungsikan sebagai angkutan umum dengan rute Karangtengah-Baturetno. Sedangkan mobil pick-up tertutup melayani rute Batuwarno-Tirtomoyo, namun rute ini memiliki frekuensi yang tidak stabil, artinya tidak memiliki jadwal keberangkatan yang tepat.

·         Pelayanan PDAM Batuwarno
PDAM cabang Batuwarno menggunakan sumber resapan air di sekitar aliran sungai yang diendapkan dan diolah. Sumber resapan air tersebut dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan air di wilayah Batuwarno, dengan biaya tiga puluh lima ribu rupiah untuk setiap 10.000 meter kubik.


·         Perdagangan dan Jasa
Pada wilayah Desa Tegiri dan Batuwarno memiliki ciri kekotaan yang berupa pelayanan perdagangan dan jasa. Terdapat beberapa koperasi, perbankan, bengkel, pencucian motor, foto copy dan pertokoan kelontong maupun material.

·         Pelayanan
Terdapat beberapa pusat pelayanan yang menjadi ciri kekotaan yang tedeapat di desa Tegiri dan Batuwarno. Sehingga menjadi magnet bagi desa- desa di sekitanya. Beberapa pelayanan yang mencirikan kekotaan antara lain adalah adanya kantor pos, sekolah, puskesmas, koramil Batuwarno, polsek Batuwarno, lembaga bimbingan keterampilan, KUA, UPT Dinas Pendidikan, serta Kantor PDAM. 

Potensi Temuan Hasil Observasi

·         Waduk Ngancar
Menurut kepala Desa Selopuro, Waduk Ngancar merupakan bendungan yang dibuat oleh pihak DPU. Walaupun waduk ini terletak di Desa Selopuro, akan tetapi pemanfaatan irigasi dari waduk ini justru didapat oleh  desa-desa yang berada di Kecamatan Baturetno.hal tersebut terjadi karena letak Kecamatan Baturetno berada di bawah Kecamatan Batuwarno, sehingga pemanfaatan irigasi dari waduk mengalir ke Kecamatan Baturetno. Waduk Ngancar memiliki potensi wisata yang belum dimanfaatkan dengan baik. Air yang terdapat di Waduk Ngancar jernih dan bersih, selain itu waduk ini juga memiliki panorama alam yang indah, yaitu dikelilingi oleh perbukitan hijau serta. Disamping itu letak waduk ini yang berada di jalan utama penghubung antara Kecamatan Btuwarno- Baturetno memberikan nilai plus ternsendiri bagi tempat ini.

Industri Batik dan Pansimas di Kecamatan Tirtomoyo


SENTRA INDUSTRI BATIK
Industri ini sudah ada selama 3 generasi yang bernama “Batik Wonogiren Tari Sumarno PUtri (TSP). Pengelola industry ini yaitu Ibu Sri Lestari. Industri ini tidak hanya menjual batik wonogiri saja tetapi juga ada batik Solo dan batik Pacitan.  Industri ini menjual batik mentah dan batik jadi yang diekspor ke dalam dan ke luar kota. Batik mentah di ekspor ke Kabupaten Pacitan dan Kota Solo sedangkan batik jadi di ekspor ke Kota Yogyakarta dan Jakarta. Karyawan yang ada berasal dari Kecamatan Tirtomoyo dan pekerjaan tersebut sebagai pekerjaan sambilan. Selama 5 hari industry ini memproduksi 100 kain batik tulis. Pendapatan kotor (bruto) yang dihasilkan selama sebulan sekitar 200 juta rupiah. Harga per potong antara 100 – 900 ribu rupiah tetapi rata-rata nya sekitar 350 ribuan. Tenaga kerja untuk menghasilkan batik jadi, sebagian di Kecamatan Tirtomoyo dan sebagian lagi di Solo. Akan tetapi konsumen lebih tertarik pada batik mentah.

PAMSIMAS

Pamsimas di Kelurahan Tirtomoyo baru ada 4 bulan yang lalu. Sumber air yang digunakan berasal dari mata air Gunung Desa Ngemplak. Kualitas air dari Pamsimas jernih tetapi pemenuhannya sendiri tidak begitu lancer. Hal ini dikarenakan hanya keluar pada pagi dan malam hari saja. Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan pelayanan tersebut setipa 10 m3 senilai Rp 1000,00 sedangkan lebih dari 30 m3 senilai Rp 3500,00. Cakupan pelayanan dari Pamsimas yaitu di Desa Sembung, Desa Dawung, Desa Ngemplak dan Desa Petinggen. 

Angkutan Perkotaan di Terminal Kelurahan Tirtomoyo, Kecamatan Tirtomoyo





Kelurahan Tirtomoyo, Kecamatan Tirtomoyo merupakan pusat perkotaan untuk daerah-daerah pedesaan yang ada di sekitarnya, sehingga berfungsi untuk melayani daerah disekitarnya. Awal mulanya berdiri suatu pasar yang lokasinya di kelurahan Tirtomoyo, Kecamatan Tirtomoyo, namun untuk mendukung aksesibilitas pasar tersebut membutuhkan suatu transportasi untuk mempermudah mengangkut barang dari desa-desa ke pasar, dan juga mengangkut penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Sehingga untuk mempermudah transportasi dan tempat tersebut didirikan terminal.
Di Terminal tersebut terdapat banyak jenis transportasi mulai dari bus antar kota hingga angkutan desa. Untuk bus antar kota mulai beroprasi pada siang hari pukul 11.00 wib, dengan rute perjalanan Tirtomoyo-Jakarta. Untuk mobil penumpang yang ada di desa-desa berupa mobil pickup dan mobil carry. Mobil penumpang tersebut menggunakan plat hitam sehingga menurut dinas perhubungan mobil tersebut tidak resmi beroprasi namun mendapatkan dispensasi, karena adanya mobil penumpang tersebut mempermudah akses bagi masyarakat khusunya bagi para pedagang untuk membawa barang dagangannya dan bagi para siswa-siswi yang ingin pergi ke sekolah.
Untuk mobil penumpang terdapat 3 jurusan yaitu yang menuju arah Timur, Selatan dan Barat, berikut rute perjalananya :
·         Tirtomoyo Timur     : Tirtomoyo-Hargantoro-Girirejo-Genengharjo
·         Tirtomoyo Selatan  : Tirtomoyo-Banyakprodo-Wiroko-Dlepih-Sukoharjo
·         Tirtomoyo Barat     : Tirtomoyo-Ngarjosari-Sendangmulyo-Tanjungsari

Terdapat desa-desa yang tidak dilalui angkutan yaitu desa Sidorejo, Hargorejo, dan Hargosari, ketiga desa tersebut tidak dilalui angkutan penumpang karena akses jalannya yang sulit dan kondisi jalan yang rusak, sehingga untuk menjangkaunya biasanya masyarakat sekitar menggunakan ojek, ojek itu sendiri beroprasi 24 jam setiap harinya. Untuk Mobil penumpang mulai beroprasi mulai pukul 06.00 wib sampai dengan 14.00 wib. Sebagian besar penumpangnya berasal dari sekitar daerah itu sendiri (Kecamatan Tirtomoyo) khususnya desa-desa yang lokasinya berada di sekitar terminal. Untuk tarif angkutan Rp 4.000,00 untuk dewasa dan Rp 1.000,00 untuk siswa/anak-anak.

Selain mobil penumpang yang menuju desa-desa, terdapat juga mobil minibus plat kuning yang rutenya menghubungkan antara Tirtomoyo-Wonogiri. Mobil bus tersebut juga beroprasi pada pagi hingga siang hari, untuk tarif yang digunakan Rp 6.000,00 untuk dewasa dan Rp 3.000,00 untuk siswa/anak-anak. Biasanya bus tersebut ramai digunakan pada pagi hari dan berakhir pada saat anak-anak pulang sekolah.

Pengelola Tambang Emas Desa Hargosari, Kecamatan Tirtomoyo



Terdapat potensi tambang yang berupa tambang emas yang terletak di desa Hargosari, Kecamatan Tirtomoyo. Tambang emas yang ada di desa Hargosari dikelola oleh masyarakat yang berada di sekitar Tambang, tepatnya berada di bawah gunung Tulak. Untuk sistemnya sebenarnya belum ada yang mengelola secara resmi, karena masyarakat yang pada saat ini mengelolanya tidak mendapatkan izin dari pemerintah daerah, sehingga kegiatan masyarakat tersebut dinilai ilegal. Pada dasarnya sebenarnya banyak pihak yang berusaha untuk mengelolanya misalnya PT. Sam, PT. Alexis dan banyak perusahaan-perusahaan lainnya, biasanya berasal dari Jawa Timur, Jakarta, Surabaya dan lain-lain. Namun, perusahaan-perusahaan tersebut tidak mendapatkan surat izin sehingga tidak bisa mengelolanya. Pemerintah daerah tidak memberikan izin karena adanya penambangan di Bawah Gunung Tulak dapat merusak lingkungan yang ada di sekitarnya, berupa kerusakan ekosistem dan kerusakan lingkungan lainnya dan juga mengganggu aktivitas masyarakat di sekitar lokasi tersebut.

Objek Wisata Kahyangan Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo




Salah satu objek wisata yang ada di kecamatan Tirtomoyo adalah Kahyangan, yang terletak di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo. Objek wisata Kahyangan dikelola oleh pemerintah daerah, namun masih terdapat hubungan  dengan keraton Yogyakarta, didalamnya terdapat pesiraman pemandian, sebagai tempat untuk ritual. Tempat Wisata tersebut ramai didatangi pengunjung pada hari-hari tertentu saja, misalnya pada malam satu syuro, pada malam selasa kliwon dan malam jumat kliwon. Khusus pada malam satu syuro terdapat wayang sehingga ramai didatangi pengunjung. Objek wisata tersebut buka setiap hari namun ramai pada pukul 13.00 wib sampai dengan 21.00 wib. Pengunjung pengunjung yang datang sebagian besar berasal dari daerah itu sendiri (Kecamatan Tirtomoyo dan Kabupaten Wonogiri) namun ada juga yang berasal dari luar daerah misalnya dari Yogyakarta, Jakarta, Semarang dll. Pengunjung yang datang terdapat dua jenis, yang pertama datang untuk berekreasi dan yang kedua datang untuk bersemedi, dan banyak juga yang datang untuk berdoa memohon petunjuk pada tuhan.

Objek Wisata Kahyangan, merupakan tempat wisata yang berupa air terjun, namun ada kaitannya dengan hal-hal yang mistis. Terdapat banyak larangan apabila mengunjuginya misalnya tidak boleh menggunakan pakaian berwarna hijau,serta harus permisi terlebih dahulu terhadap juru kuncinya. Disana terdapat 5 tempat yang digunakan untuk bersemedi yang lokasi berbeda-beda. Menurut kepercayaan yang ada disana bahwa setiap lokasi memiliki aura yang berbeda-beda sesuai dengan orangnya masing-masing yang hendak bersemedi.

Kegiatan pada saat Survei




Kegiatan yang paling ditunggu-tunggu oleh kami adalah pada saat survei, karena pada hari itu kami dapat melihat langsung ke lapangan kondisi yang sebenarnya terjadi di Kabupaten Wonogiri, khususnya kecamatan Karangtengah, Kecamatan Tirtomoyo dan Kecamatam Batuwarno, karena sebelumnya kami mengetahui ketiga kecamatan tersebut hanya berdasarkan data sekunder saja (internet, buku, bps, dll). Kegiatan kami di kecamatan karangtengah, tirtomoyo dan batuwarno sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, kami berangkat pada hari Jum’at tanggal 18 mei 2013 pukul 06.00 wib. Dan tiba basecamp pada pukul 10.00 wib pada hari yang sama, basecamp kmai terletak di kelurahan Tirtomoyo, Kecamatan Tirtomoyo. Setelah beristirahat, kami kembali menyusun kegiatan untuk keesokan harinya.

Kegiatan pertama kami dimulai pada hari minggu atau sehari setelah kami sampai. Kami dibagi menjadi 3 kelompok kecil sesuai dengan jumlah kecamatannya. Kelompok pertama berjumlah 6 orang yaitu Hendy, Kokom, Icho, Tia, Vinda dan Mila, kelompok pertama tersebut mendapatkan wilayah studi di Kecamatan Tirtomoyo yang berjumlah 14 desa/kelurahan. Kemudian kelompok kedua mendapatkan kecamatan Batuwarno, karena jumlah desa/kelurahannya hanya 8, sehingga anggotanya cukup 3 orang saja yaitu mas Miqdam, Indra dan Ananda Kustanti. Untuk kelompok yang terakhir yaitu Kecamatan Karangtengah, Kecamatan tersebut memiliki 5 desa/kelurahan sehingga hanya cukup 2 orang saja, yaitu Felic dan Tiwi. Pada pukul 06.30 kami sudah berangkat ke wilayah masing-masing.

Hari pertama kami fokus untuk perekaman gambar, namun hal tersebut tidak sesuai dengan apa yang kami harapkan, misalnya saja, kami dari tim Tirtomoyo mengalami kesulitan menuju titik perekaman gambar yang lokasinya berada di desa Sidorejo, Kecamatan Tirtomoyo. Akses jalan yang sulit terdiri dari tanah dan bebatuan membuat kami sulit untuk melaluinya, pada akhirnya kami memutuskan berhenti melanjutkan perjalanan dan mencari lokasi lain. Hal tersebut ternyata tidak hanya dirasakan oleh tim dari Tirtomoyo saja namun juga dialami oleh tim dari Kecamatan Karangtengah. Setelah perekaman gambar tidak berhasil, kami langsung beralih ke kuisioner dan wawancara di desa Sidorejo, dan kami lenjutkan ke desa-desa lainnya di Kecamatan Tirtomoyo. Setelah waktu menunjukkan pada sore hari kami memutuskan untuk berhenti dan kembali ke Basecamp.

Pada hari kedua kami fokus pada kuisioner dan wawancara, untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam basis data. Kembali sama pada hari sebelumnya kami berangkat pada pukul 06.30 pagi hari dan kembali apabila waktu sudah menunjukkan sore. Di beberapa desa baik di kecamatan Tirtomoyo, Karangtengah dan Batuwarno mengalami kesulitan dalam wawancara, hal tersebut karena kepala desa/kelurahan tidak berada di kantor desa, sehingga kami tidak bisa mendapatkan data tersebut secara cepat, sehingga kami harus kedesa tersebut dihari selanjutnya agar bisa menemui kepala desa untuk mendapatkan data yang kami butuhkan. Hal tersebut juga kami lakukan pada hari ketiga dan hari-hari selnjutnya.


Pada hari kamis 23 mei 2013, kami kedatangan tamu spesial, yaitu tim dosen yang terdiri dari Pak Jawoto, Bu Mada dan Bu Ita. Kedatangan beliau ke basecamp kami untuk mengecek hasil survei kami, apabila ada data yang kurang. Mereka banyak memberikan masukan pada kebutuhan data kami, dan memberikan penjelasan-penjelasan singkat apa yang harus kami lakukan selanjutnya, kadatangan tim dosen sangat membantu kami dalam melengkapi data-data yang kami butuhkan. Setelah tim dosen pulang kami langsung menuju ke lapangan sesuai dengan wilayah studi masing-masing tujuannya untuk melengkapi data yang kurang sesuai dengan masukan dari tim dosen, setelah semua selesai, kami kembali ke basecamp. Pada hari selanjutnya kami melakukan sesi perekaman gambar dimana di hari sebelumnya sempat tertunda, akhirnya semua data yang kami butuhkan telah selesai, sehingga pada hari Sabtu, 25 mei 2013 kami memutuskan untuk kembali pulang ke Semarang, dan semua berakhir dengan bahagia J

Sunday 10 March 2013

Kecamatan Karang Tengah



     Tata Guna Lahan
Kecamatan Karang Tengah memiliki luas 9301 Ha. Pada penggunaan lahannya sebagian besar lahannya berupa tegalan sebesar 4421,15 Ha, kemudian bangunan/pekarangan sebesar 1542,05 Ha dalam hal ini menunjukkan bahwa pada kecamatan Karang Tengah banyak daerah yang belum terbangun, serta daerahnya yang masih bersifat pedesaan. Berikut prosentase pada penggunaan lahannya.



      Sumber Daya Alamiah dan Lingkungan

Di kecamatan Karang Tengah luas panen padi terbesar terdapat di desa Purwoharjo (343 ha) dan produksi terbanyak terdapat di desa Karangtengah (360,1 ha). Untuk tanaman palawija, luas panen jagung terluas di desa Ngambarsari (1554 kw), ubi kayu di desa Ngambarsari (1122 kw), kacang tanah di desa Jeblogan (1031 kw), kedelai di desa  Temboro (574 kw). Sedangkan untuk ternak  jumlah sapi terbanyak terdapat di desa Jeblogan (1423 ekor), kambing, ayam buras, dan itik terbanyak di desa Karang tengah masing-masing 1826 ekor kambing, 5471 ekor ayam buras dan 200 ekor jumlah itik.

      Infrastruktur dan Fasilitas

Fasilitas pendidikan di Kecamatan Karangtengah terhitung kurang karena tidak terdapat SMA sama sekali. Untuk kekurangan pada fasilitas kesehatan yaitu tidak terdapat rumah bersalin. Sedangkan untuk fasilitas peribadatan sudah terdapat cukup masjid dan surau. Untuk transportasi sudah cukup terpenuhi kecuali pada desa Ngambarsari. Pada fasilitas perdagangan masih terdapat kekurangan yaitu tidak adanya pasar umum. Desa yang memiliki fasilitas yang paling lengkap adalah Jeblogan, Purwoharjo dan Temboro sedangkan yang kelengkapannya paling sedikit yaitu desa Ngambarsari.


          Kegiatan ekonomi
Berdasarkan PDRB Kabupaten Wonogiri pada tahun 2009 dapat diketahui beberapa hal mengenai kondisi perekonomian di kabupaten tersebut. Kecamatan dengan jumlah PDRB tertinggi merupakan Kecamatan Wonogiri. Perolehan total PDRB tersebut didapat setelah mengakumulasi 9 sektor PDRB yang berupa pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas, dan air bersih, bangunan, perdagangan, hotel, dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa. Sektor yang berperan besar dalam menyumbang PDRB untuk Kabupaten Wonogiri adalah sektor pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa daerah Wonogiri memiliki basis ekonomi pada sektor pertanian. Kecamatan Giritontro merupakan kecamatan dengan jumlah PDRB yang paling sedikit. Total PDRB yang dimiliki kecamatan ini merupakan total terkecil dibandingkan dengan 11 kecatan lainnya yang berada di Kabupaten Wonogiri. Sektor terkecil penyumbang PDRB merupakan sektor gas, listrik, dan air bersih. Total PDRB yang disumbangkan oleh sektor ini memiliki jumlah yang paling kecil. Hal ini menunjukkan sektor ini tidak begitu berkembang di Kabupaten Wonogiri.

SDM, Sosial dan kependudukan

Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa prosentase jumlah penduduk tertinggi menurut mata pencaharian di Kecamatan Karang Tengah dengan 37% bermata pencaharian buruh tani dan petani Sedangkan prosentase jumlah penduduk terendah menurut mata pencaharian di Karang Tengah dengan 0% bermata pencaharian PNS/TNI/Polri dan lain-lainnya.

          Organisasi, Kelembagaan, Lembaga, Pemerintah
1.     ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH : P3A, PEMERINTAH DESA KUDI, RW,   RT, LPM, BPD, LPKK, POSYANDU, SD, PKK,KELOMPOK PETANI, KUD, KOPERASI RT.
2.  ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT : KELOMPOK ARISAN, KELOMPOK SIMPAN PINJAM BERAS, PERUSAHAAN SWASTA, KELOMPOK YASSINAN.



   Kebijakan Pemerintah
      Seperti halnya kecamatan Batuwarno, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri No. 9 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Wonogiri Tahun 2011 – 2031 Kecamatan Karangtengah juga berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disingkat PPK. Hal tersebut menjadikan Karangtengah berfungsi sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa yang berpusat di Desa Karangtengah. Selain menetapkan sebagai PKK, pemerintah juga merencanakan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS untuk daerah yang tidak terjangkau jaringan listrik di kecamatan tersebut.








Kecamatan Batuwarno


1.      Tata Guna Lahan
Kecamatan Batuwarno memiliki luas 8596 Ha. Pada penggunaan lahannya sebagian besar lahannya berupa tegalan sebesar 3169 Ha, kemudian bangunan/pekarangan sebesar 956 Ha, Pada kecamatan ini area hijau sangat mendominasi unsur pembentuk ruangnya banyaknya hutan juga mempengaruhinya, serta daerahnya yang masih bersifat pedesaan. Berikut prosentase pada penggunaan lahannya.
  Sumber Daya Alamiah dan Lingkungan
Di kecamatan Batuwarno yang terdiri dari 8 desa dengan total luas panen padi sawah sebesar 648 hektar 112 hektar di antaranya terdapat didesa Ronggojati. Produksi padi sawah terbesar terdapat di desa Ronggojati dengan jumlah 6944 kwintal. Luas panen padi gogo terbesar terdapat di kecamatan Tegiri dengan hasil produksi 3640 kwintal. Luas tanaman jagung, ubi kayu dan kacang tanah juga terluas di dominasi oleh desa Tegiri dengan masing-masing luas sebesar 561 ha, 502 ha, 430 ha,serta luas panen kedelai terdapat didesa Kudi seluas   327 ha. Untuk produksi jagung, ubi kayu dan kacang tanah terbesar  juga terdapat di desa Tegiri. Jumlah sapi terbanyak terdapat di desa Ronggojati sebanyak 644 ekor dan  di desa Tegiri terbanyak jumlah kambing yakni 1203 ekor.

1.      Infrastruktur dan Fasilitas
Fasilitas pendidikan di Kecamatan Batuwarno terhitung kurang karena hanya memiliki 3 SMP dan tidak terdapat SMA. Untuk fasilitas kesehatan juga tidak terdapat praktek dokter ataupun mantri. Selain itu juga hanya terdapat 1 rumah bersalin. Sedangkan untuk fasilitas peribadatan sudah terdapat cukup masjid, ini dimungkinkan karena jumlah orang yang beragama islam cukup banyak. Selain itu juga terdapat satu buah gereja. Untuk transportasi sudah cukup terpenuhi. Pada fasilitas perdagangan masih tidak ada pasar hewan. Desa yang memiliki fasilitas yang paling lengkap adalah Batuwarno dan Sumberagung sedangkan yang kelengkapannya paling sedikit yaitu desa Kudi.

Kegiatan Ekonomi
Berdasarkan PDRB Kabupaten Wonogiri pada tahun 2009 dapat diketahui beberapa hal mengenai kondisi perekonomian di kabupaten tersebut. Kecamatan dengan jumlah PDRB tertinggi merupakan Kecamatan Wonogiri. Perolehan total PDRB tersebut didapat setelah mengakumulasi 9 sektor PDRB yang berupa pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas, dan air bersih, bangunan, perdagangan, hotel, dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa. Sektor yang berperan besar dalam menyumbang PDRB untuk Kabupaten Wonogiri adalah sektor pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa daerah Wonogiri memiliki basis ekonomi pada sektor pertanian. Kecamatan Giritontro merupakan kecamatan dengan jumlah PDRB yang paling sedikit. Total PDRB yang dimiliki kecamatan ini merupakan total terkecil dibandingkan dengan 11 kecatan lainnya yang berada di Kabupaten Wonogiri. Sektor terkecil penyumbang PDRB merupakan sektor gas, listrik, dan air bersih. Total PDRB yang disumbangkan oleh sektor ini memiliki jumlah yang paling kecil. Hal ini menunjukkan sektor ini tidak begitu berkembang di Kabupaten Wonogiri.


SDM, Sosial dan kependudukan


Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa prosentase jumlah penduduk tertinggi menurut mata pencaharian di Kecamatan Batuwarno dengan 29% bermata pencaharian buruh bangunan. Sedangkan prosentase jumlah penduduk terendah menurut mata pencaharian di  Kecamatan Batuwarno dengan 0% bermata pencaharian angkutan.

                        Organisasi, Kelembagaan, Lembaga, Pemerintah
1.     ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH : P3A, PEMERINTAH DESA KUDI, RW,   RT, LPM, BPD, LPKK, POSYANDU, SD, PKK,KELOMPOK PETANI, KUD, KOPERASI RT.
2.  ORGANISASI DAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT : KELOMPOK ARISAN, KELOMPOK SIMPAN PINJAM BERAS, PERUSAHAAN SWASTA, KELOMPOK YASSINAN.


Kebijakan Pemerintah
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri No. 9 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Wonogiri Tahun 2011 – 2031 yang telah ditelaah, dijelaskan bahwa Kecamatan Batuwarno merupakan Pusat Pelayanan Kawasan atau PPK sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi yang berpusat di desa Batuwarno. Dengan ditetapkan sebagai PPK, diharapkan untuk dapat melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. Sebagai upaya untuk mendukung penetapan tersebut, ada bebarapa rencana yang dibuat pemerintah. Pertama adalah mengoptimalkan penggunaan terminal tipe C yang ada di kecamatan Batuwarno serta pengoptimalan trayek microbus atau angkutan pedesaan. Selanjutnya pemerintah juga berencana untuk memperbaiki aksesbilitas Kecamatan Batuwarno dengan kecamatan lain maupun aksesbilitas penghubung antar desa. Pemerintah juga merencanakan pengembangan sistem Penampungan Air Hujan (PAH) dan sistem Akuifer Buatan dan Simpanan Air Hujan (ABSAH) pada  kawasan rawan kekeringan di kecamatan tersebut.


Kecamatan Tirtomoyo



Kecamatan Titomoyo
1.      Tata Guna Lahan
Kecamatan Tirtomoyo memiliki luas 5164 Ha. Pada penggunaan lahannya sebagian besar lahannya berupa tegalan sebesar 3293,046 Ha, hampir semua bagian dari kecamatan ini berupa tegalan. kemudian bangunan/pekarangan sebesar 2402,55 Ha, dalam hal ini menunjukkan bahwa pada kecamatan Tirtomoyo didominasi oleh unsur pembentuk ruang berupa ruang terbuka hijau, serta daerahnya yang masih bersifat pedesaan. Berikut prosentase pada penggunaan lahannya.

 Sumberdaya Alamiah dan Lingkungan
Untuk kecamatan Tirtomoyo, luas panen terbesar terdapat di desa Tirtomoyo dengan luas 73 hektar dengan produksinya hanya 63,68 kwintal. Sedangkan produksi terbanyak pada tahun 2011 terdapat pada desa Wiroko dengan hasil produksi sekitar 84,96 kwintal. Untuk padi gogo sendiri luas panen terbesar terdapat di desa Sendangmulyo yakni 138 hektar dengan produksi 5896,7 kwintal. Luas tanaman palawija di kecamatan Tirtomoyo untuk tanaman jagung terluas panen terdapat di desa Hargosari dengan luas 297 hektar, untuk tanaman ubi kayu terdapat di desa Sukoharjo dengan luas panen 612 hektar, 94 hektar luas panen tanaman kacang tanah terdapat di desa Sendang mulyo, dan  94 hektar luas panen tanaman ubi jalar terdapat di desa Sendangmulyo. Untuk produksi jagung, ubi kayu, kacang tanah, kedelai masing-masing  17.56 kwintal jagung (Tirtomoyo),  220.96 kwintal ubi kayu (Tirtomoyo), 20.91 kwintal kacang tanah (tirtomoyo) serta 20,71 kwintal kedelai (Sendangmulyo).  Di kecamatan Tirtomoyo ini juga terdapat hewan ternak seperti sapi dengan jumlah 3918 ekor dan kambing sebanyak 11691 ekor  terbanyak terdapat di desa Tirtomoyo. Di kecamatan ini juga terdapat unggas diantaranya ayam ras, ayam buras, itik, itik manila dan angsa dengan populasi terbesar yakni ayam ras sebanyak 2780 ekor dan 1500 ekor diantaranya terdapat di desa Tirtomoyo.

1.      Infrastruktur dan Fasilitas
Fasilitas pendidikan yang ada di Kecamatan Tirtomoyo tergolong lengkap mulai dari tingkat SD sampai SMA. Sarana pendidikan TK dan SD sudah tersebar di setiap desa sedangkan untuk SMP berjumlah 9 dan SMA berjumlah 2 yang keduanya ada di Desa Tirtomoyo. Untuk fasilitas kesehatan terdapat puskesmas, puskesmas pembantu, rumah bersalin, praktek dokter dan posyandu. Poliklinik tidak ada di Kecamatan Tirtomoyo tidak seperti kecamatan lain di wilayah studi yang memiliki poliklinik. Namun sarana kesehatan di Kecamatan ini sudah termasuk lengkap. Sebagian besar penduduk Kec. Tirtomoyo adalah Islam sehingga untuk sarana ibadah di kecamatan ini lebih banyak terdapat masjid dan surau/langgar sedangkan gereja hanya berjumlah 5. Sarana ekonomi yang menunjang kegiatan ekonomi masyarakat berupa pasar umum, pasar hewan, pasar desa dan toko/kios. Selain itu sarana angkutan juga berpengaruh untuk mobilitas penduduk di Kecamatan Tirtomoyo dimana sarana ini meliputi bus, sedan, truk, pick-up, sepeda motor dan sepeda. Berdasarkan infrastuktur dan fasilitas yang ada Desa Tirtomoyo merupakan desa dengan fasilitas terlengkap sedangkan Desa Hargorejo fasilitas yang ada tergolong belum lengkap.

1.      Kegiatan ekonomi,
     Berdasarkan PDRB Kabupaten Wonogiri pada tahun 2009 dapat diketahui beberapa hal mengenai kondisi perekonomian di kabupaten tersebut. Kecamatan dengan jumlah PDRB tertinggi merupakan Kecamatan Wonogiri. Perolehan total PDRB tersebut didapat setelah mengakumulasi 9 sektor PDRB yang berupa pertanian, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas, dan air bersih, bangunan, perdagangan, hotel, dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa. Sektor yang berperan besar dalam menyumbang PDRB untuk Kabupaten Wonogiri adalah sektor pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa daerah Wonogiri memiliki basis ekonomi pada sektor pertanian. Kecamatan Giritontro merupakan kecamatan dengan jumlah PDRB yang paling sedikit. Total PDRB yang dimiliki kecamatan ini merupakan total terkecil dibandingkan dengan 11 kecatan lainnya yang berada di Kabupaten Wonogiri. Sektor terkecil penyumbang PDRB merupakan sektor gas, listrik, dan air bersih. Total PDRB yang disumbangkan oleh sektor ini memiliki jumlah yang paling kecil. Hal ini menunjukkan sektor ini tidak begitu berkembang di Kabupaten Wonogiri.

SDM, Sosial dan Kependudukan
Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa prosentase jumlah penduduk tertinggi menurut mata pencaharian di Kecamatan Tirtomoyo dengan 87% penduduknya bermata pencaharian petani. Sedangkan prosentase jumlah penduduk terendah menurut mata pencaharian di Kecamatan Tirtomoyo dengan 0% bermata pencaharian angkutan dan PNS/TNI/Polri. 


Kebijakan Pemerintah
     Tirtomoyo memiliki letak yang berdekatan dengan kecamatan Karangtengah dan Batuwarno, sehingga memilki kemiripan dengan kedua kecamatan tersebut. Seperti halnya kecamatan Batuwarno dan Karangtengah, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri No. 9 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Wonogiri Tahun 2011 – 2031 Kecamatan Tirtomoyo juga berfungsi sebagai Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disingkat PPK yang berada di tiga desa yaitu desa Hargantoro, desa Ngarjosari, dan desa Wiroko. Hal tersebut menjadikan Karangtengah berfungsi sebagai kawasan permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi yang melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. Pemerintah juga menetapkan Tirtomoyo sebagai kawasan cagar budaya karena memiliki upacara Sedekah Bumi yang berada di Petilasan Kahyangan. Kecamatan Tortomoyo juga cukup strategis untuk dijadikan sebagai PKK karena memilki trayek angkutan umum antar kota yang menghubungakan Solo – Wonogiri – Tirtomoyo. Karena Tirtomoyo dinilai memiliki potensi besar bagi perkembangan kecamatan di sekitarnya, maka pemerintah merencanakan penyusunan rencana rinci tata ruang atau RDTRK. Selain itu, pemerintah juga berencana mengembangkan Sistem Jaringan Air Limbah dan pengelolaan limbah B3.