1.
Tata Guna Lahan
Kecamatan Batuwarno memiliki luas 8596 Ha. Pada
penggunaan lahannya sebagian besar lahannya berupa tegalan sebesar 3169 Ha,
kemudian bangunan/pekarangan sebesar 956 Ha, Pada kecamatan ini area hijau
sangat mendominasi unsur pembentuk ruangnya banyaknya hutan juga
mempengaruhinya, serta daerahnya yang masih bersifat pedesaan. Berikut
prosentase pada penggunaan lahannya.
Sumber Daya
Alamiah dan Lingkungan
Di kecamatan Batuwarno yang
terdiri dari 8 desa dengan total luas panen padi sawah sebesar 648 hektar 112
hektar di antaranya terdapat didesa Ronggojati. Produksi padi sawah terbesar
terdapat di desa Ronggojati dengan jumlah 6944 kwintal. Luas panen padi gogo
terbesar terdapat di kecamatan Tegiri dengan hasil produksi 3640 kwintal. Luas
tanaman jagung, ubi kayu dan kacang tanah juga terluas di dominasi oleh desa
Tegiri dengan masing-masing luas sebesar 561 ha, 502 ha, 430 ha,serta luas
panen kedelai terdapat didesa Kudi seluas
327 ha. Untuk produksi jagung, ubi kayu dan kacang tanah terbesar juga terdapat di desa Tegiri. Jumlah sapi
terbanyak terdapat di desa Ronggojati sebanyak 644 ekor dan di desa Tegiri terbanyak jumlah kambing yakni
1203 ekor.
1.
Infrastruktur
dan Fasilitas
Fasilitas
pendidikan di Kecamatan Batuwarno terhitung kurang karena hanya memiliki 3 SMP
dan tidak terdapat SMA. Untuk fasilitas kesehatan juga tidak terdapat praktek
dokter ataupun mantri. Selain itu juga hanya terdapat 1 rumah bersalin.
Sedangkan untuk fasilitas peribadatan sudah terdapat cukup masjid, ini
dimungkinkan karena jumlah orang yang beragama islam cukup banyak. Selain itu
juga terdapat satu buah gereja. Untuk transportasi sudah cukup terpenuhi. Pada
fasilitas perdagangan masih tidak ada pasar hewan. Desa yang memiliki fasilitas
yang paling lengkap adalah Batuwarno dan Sumberagung sedangkan yang
kelengkapannya paling sedikit yaitu desa Kudi.
Kegiatan Ekonomi
Berdasarkan PDRB Kabupaten Wonogiri pada tahun 2009
dapat diketahui beberapa hal mengenai kondisi perekonomian di kabupaten tersebut. Kecamatan
dengan jumlah PDRB tertinggi merupakan Kecamatan Wonogiri. Perolehan total PDRB
tersebut didapat setelah mengakumulasi 9 sektor PDRB yang berupa pertanian,
pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, listrik, gas, dan air bersih,
bangunan, perdagangan, hotel, dan restoran, pengangkutan dan komunikasi,
keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa. Sektor yang berperan
besar dalam menyumbang PDRB untuk Kabupaten Wonogiri adalah sektor pertanian.
Hal ini menunjukkan bahwa daerah Wonogiri memiliki basis ekonomi pada sektor
pertanian. Kecamatan
Giritontro merupakan kecamatan dengan jumlah PDRB yang paling sedikit. Total
PDRB yang dimiliki kecamatan ini merupakan total terkecil dibandingkan dengan
11 kecatan lainnya yang berada di Kabupaten Wonogiri. Sektor
terkecil penyumbang PDRB merupakan sektor gas, listrik, dan air bersih. Total
PDRB yang disumbangkan oleh sektor ini memiliki jumlah yang paling kecil. Hal
ini menunjukkan sektor ini tidak begitu berkembang di Kabupaten Wonogiri.
SDM, Sosial dan kependudukan
Berdasarkan
grafik di atas dapat dilihat bahwa prosentase jumlah penduduk tertinggi menurut
mata pencaharian di Kecamatan Batuwarno dengan 29% bermata pencaharian buruh
bangunan. Sedangkan prosentase jumlah penduduk terendah menurut mata
pencaharian di Kecamatan Batuwarno
dengan 0% bermata pencaharian angkutan.
Organisasi, Kelembagaan, Lembaga, Pemerintah
1. ORGANISASI
DAN KELEMBAGAAN PEMERINTAH : P3A, PEMERINTAH DESA KUDI, RW, RT, LPM, BPD, LPKK,
POSYANDU, SD, PKK,KELOMPOK PETANI, KUD, KOPERASI RT.
2. ORGANISASI
DAN KELEMBAGAAN MASYARAKAT : KELOMPOK ARISAN, KELOMPOK SIMPAN PINJAM BERAS,
PERUSAHAAN SWASTA, KELOMPOK YASSINAN.
Kebijakan Pemerintah
Berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri No. 9 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten
Wonogiri Tahun 2011 – 2031 yang telah ditelaah, dijelaskan bahwa Kecamatan
Batuwarno merupakan Pusat Pelayanan Kawasan atau PPK sebagai kawasan
permukiman, pelayanan jasa, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi yang
berpusat di desa Batuwarno. Dengan ditetapkan sebagai PPK, diharapkan untuk
dapat melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. Sebagai upaya untuk
mendukung penetapan tersebut, ada bebarapa rencana yang dibuat pemerintah.
Pertama adalah mengoptimalkan penggunaan terminal tipe C yang ada di kecamatan
Batuwarno serta pengoptimalan trayek microbus atau angkutan pedesaan.
Selanjutnya pemerintah juga berencana untuk memperbaiki aksesbilitas Kecamatan
Batuwarno dengan kecamatan lain maupun aksesbilitas penghubung antar desa.
Pemerintah juga merencanakan pengembangan sistem Penampungan Air Hujan (PAH)
dan sistem Akuifer Buatan dan Simpanan Air Hujan (ABSAH) pada kawasan rawan kekeringan di kecamatan
tersebut.
0 comments:
Post a Comment